Kiprah ulama awal di Nusantara
1
Hamzah
Fansury
Lahir di
Sumatra Utara antara akhir abad ke 16 hingga awal abad 17, dan dikenal sebagai
tokoh tawasuf dari Aceh yang membawa paham Wahdatul Wujud.Tokoh ini banyak
melakukan pengembaraan di berbagai wilayah dengan tujuan mencapai makrifat
kepada Allah , hingga akhirnya menetap di Aceh.Dalam pengembaraan ia singgah di
beberapa kota seperti Kudus, Banten, dan beberapa negara seperti
Malaysia,India, Persia, Siam, Mekah Madinah, Irak.Dia juga merupakan peletak
dasar bahasa Melayu sebagai bahasa keempat dalam Islam.Ia mulai menulis sejak
masa Kesultanan Aceh (Sultan Alauddin Ri’ayat Syas Sayid Mukammal).Berbagai
daerah yang dikirimi kitab karyanya antara lain Gresik, Kudus, Makassar
dll.Hampir seluruh karyanya sebagai sarana mempopulerkan pemikiran Wahdatul
Wujud. Namun semua itu tak lepas dari berbagai masalah yaitu, ia telah dianggap
menyebarkan Panteisme. Tapi beliau memiliki keteguhan dalam berpikir sehingga
ia tidak lupa menampilkan aspek tanzih (perbedaan) antara Tuhan dan Makhluk.
2
Shekh
Syamsuddin as – Sumatrani
Syekh
Syamsuddin bin Abdillah as – Sumatrani, atau yang sering dipanggil Syamsuddin
Pasai adalah seorang ulama besar dan tokoh tasawuf yang berasal dari Aceh. Beliau
juga dikenal sebagai tokoh penganut paham wahdatul wujud. Shekh Syamsuddin as – Sumatrani juga menulis
kitab – kitab, diantaranya adalah :
Miral al-Mu’min (Warisan orang beriman), merupakan kitab ilmu kalam yang
memuat tanya jawab mengenai kepercayaan Islam. Kitab ini mengupas tentang sifat
Allah, sifat para nabi, wahyu, dan hari kebangkitan. Satu kitabnya berjudul
Miras al-Muhaqqiqin (Warisan orang yang yakin) merupakan kitab tasawuf yang
mengupas zikir dan makrifat Allah swt.
3
Nuruddin
ar-Raniri
Nuruddin
ar-Raniri memiliki nama lengkap Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji bin
Muhammad bin Hamid ar-Raniri al-Quraisyi asy-Syafi’i. Ia lahir sekitar
pertengahan abad ke-16 di Ranir (sekarang Rander) di daerah Gujarat, India, dan
meninggal pada tanggal 22 Zulhijah 1069 H atau bertepatan dengan 21 September
1658 M. Nuruddin ar-Raniri terkenal sebagai seorang ulama dan penulis yang
sangat produktif. Pada setiap tulisannya, ar-Raniri pun selalu menyebutkan
sumber pengambilannya untuk memperkuat argumen yang dipaparkannya. Tulisannya
meliputi berbagai cabang agama , seperti sejarah, fiqih, hadist, aqidah,
mistik, filsafat, dan juga ilmu perbandingan agama. Karyanya dalam bidang fiqih
yang cukup populer adalah al-Sirat al-Mustaqim (Jalan Lurus), membahas
berbagai masalah ibadah. Karya – karya lainnya antara lainnya adalah Bustan
al-Slatin (berisi sejarah), dan Asrar al-Ihsan fi Ma’rifat al-Ruh wa
al-Rahman (berisi ilmu kalam).
4
Nawawi
al-Bantani
Nawawi
al-Batani nama lengkapnya yaitu Nawawi bin Umar bin Arabi. Di lingkungan
keluarganya, ia dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’ti. Nawawi al-Bantani lahir
di Banten pada tahun 1813 M dan meninggal pada tahun 1897 M di Makkah. Makam
Nawawi al-Bantani berada di pemakaman Ma’la, berdekatan dengan makam istri NABI
SAW. Khadijah. Bila ditelisik dari silsilah keluarga ayahnya, Nawawi adalah
salah satu keturunan penguasa pertama kerajaan Banten, Sultan Hasanuddin, putra
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Nawawi
al-Bantani adalah salah satu ulama yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat
Islam di Asia Tenggara, karena dikenal sebagai salah satu ulama besar di
kalangan umat Islam Internasional. Ia pernah menjabat sebagai imam besar
Masjidil Haram. Beberapa juga mendapat julukan kehormatan dari Arab Saudi,
Mesir, dan Suriah, seperti Sayid Ulama al-Hejaz, Mufti (Ulama yang dipercaya
memberikan Fatwa) dan Faqih (Ulama ahli Fiqih), walaupun demikian , Nawawi
al-Bantani tetap tampil dengan sangat sederhana.
5
Syekh
Ahmad Khatib as-Sambasi
Syekh
Ahmad Khatib Sambasi adalah seorang ahli tarekat dan mendirikan Tarekat
Qadiriyah Naqsyabandiyah yang tersebar di tanah air. Syekh Ahmad Khatib Sambasi
lahir di Kalimantan, masa hidupnya lebih banyak dihabiskan di Mekah dan
mendedikasikan hidupnya pada ilmu agama untuk menjadi guru hingga beliau wafat
pada tahun 1878 M. Hasil karya Syekh Ahmad Khatib Sambasi yang sangat terkenal
adalah kitab Fath al Arifin (kemenangan orang – orang yang makrifat). Syekh
Ahmad Khatib Sambasi memiliki pengaruh yang luas. Murid – muridnya berasal dari
berbagai belahan dunia disamping Nawawi al-Bantani, murid lainnya antara lain
Haji Muhammad Syah dan Haji Fadil (dari Malaysia). Pengaruh tarekat yang
dikembangkan oleh dua orang muridnya di johor Malaysia ini berhasil menghimpun
kurang lebih 14000 pengikut yang loyal sekitar tahun 1940-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar